Jakarta, Foodsec.co – Sejumlah konglomerat teknologi dunia seperti Elon Musk, Jeff Bezos, hingga Bill Gates memborong lahan pertanian. Apa agenda yang mereka targetkan?
Para miliarder di bidang teknologi mulai membeli lahan-lahan pertanian. Tak tanggung-tanggung, ara miliarder teknologi yang membeli lahan pertanian itu memborong lahan pertanian dengan luas yang fantastis. Berikut daftarnya:
1. Elon Musk
Elon Musk bercita-cita untuk mengkolonisasi Mars. Namun ternyata dia tak lupa daratan di Bumi secara harfiah. Buktinya SpaceX dan Tesla Energy membiayai riset pertanian berbasis ruang tertutup (closed-loop farming) yang bisa mendukung kehidupan di luar angkasa.
Solar panel Tesla juga dirancang untuk memberi daya pada pertanian modern agar hemat energi. Musk sadar, pangan adalah kunci jika manusia harus hidup di planet lain.
2. Bill Gates
Bill Gates melalui perusahaannya Cascade Investment, membeli ratusan ribu hektar lahan pertanian di Amerika Serikat (AS). Pada 2023, Gates diketahui membeli 2.100 hektar lahan pertanian di North Dakota senilai US$13,5 juta (setara Rp 223 miliar).
Hingga saat ini Gates sudah membeli 242 ribu hingga 275 ribu acre (sekitar 97,9 ribu hingga 111,2 ribu hektare) lahan-lahan pertanian di 18-20 negara bagian AS.
Pendiri Microsoft ini tak hanya membeli lahan-lahan pertanian, namun juga membangun ekosistem pertanian masa depan: bibit tahan iklim ekstrem, teknologi irigasi cerdas, dan sistem pertanian regeneratif.
3. Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg, melalui Chan Zuckerberg Initiative, tidak memborong lahan pertanian besar-besaran sih. Tapi mendanai riset pertanian masa depan yakni bioteknologi tanaman dan precision agriculture.
Fokusnya adalah menciptakan pangan yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan tahan iklim ekstrem.
4. Jeff Bezos
Pendiri Amazon.com, Jeff Bezos mengikuti langkah Bill Gates. Bezos mengakuisisi sekitar 420 ribu acre (sekitar 169,9 ribu hektare) lahan pertanian yang sebagian besarnya di Texas, AS.
Kocek US$10 miliar (sekitar Rp 165,1 triliun) rela dikeluarkannya untuk berbagai proyek terkait mitigasi perubahan iklim, termasuk pertanian regeneratif. Bezos bahkan mendanai Plenty Unlimited, startup vertical farming yang pernah menyentuh valuasi mendekati US$1 miliar (sekitar Rp 16 triliun).
5. Warren Buffet
Warren Buffett, sang orang kaya lama di AS yang juga investor legendaris ini mendukung pertanian konservatif di Amerika Latin dan Afrika. Melalui sang putra, Howard Buffett, perhatiannya pada pertanian difokuskan pada regenerasi tanah yang mulai kehilangan kesuburan akibat eksploitasi berlebihan. Dalam skema ini, lahan bukan sekadar komoditas, tetapi aset strategis jangka panjang.
6. Jack Ma
Sempat menghilang dari publik, Jack Ma sang pendiri Alibaba ini muncul dengan fokus baru pada pertanian.
Langkahnya dimulai dengan mendirikan Digital Agriculture Base di China, memanfaatkan Alibaba Cloud untuk membantu petani menganalisis cuaca, tanah, dan pola tanam secara real-time.
Ia pun mulai menghubungkan petani kecil langsung ke pasar lewat platform e-commerce, memangkas peran tengkulak, dan mendorong pertanian organik bernilai tinggi. Di Jepang, Ma sempat mengunjungi sekolah pertanian untuk mempelajari teknologi agrikultur baru.
Sektor Pangan yang Strategis
Miliarder teknologi yang juga segelintir orang terkaya di dunia memborong lahan pertanian ini gejala apa sebenarnya? Namun satu hal, para miliarder itu sadar bahwa pangan adalah sektor strategis yang menjadi kunci.
Bill Gates dalam sejumlah pernyataan publik menyebut pangan akan menjadi tantangan terbesar dunia dalam menghadapi perubahan iklim. Siapa yang menguasai pangan, akan memegang kunci stabilitas global.
Sementara Musk sadar, pangan adalah kunci jika manusia harus hidup di planet lain.
Sedangkan Bezos, dari kacamata bisnis, Amazon telah menguasai distribusi barang. Maka Bezos tampaknya ingin memastikan rantai pasok pangan juga berada dalam kendalinya.
Permintaan pangan global terus meningkat, seiring prediksi populasi dunia yang mencapai puncaknya di angka 10,3 miliar jiwa pada 2080-an. World Resources Institute bahkan memperkirakan dunia harus menutup food gap sebesar 56% pada 2050 agar cukup memberi makan seluruh populasi.
Laporan Future of Jobs Report 2025 dari World Economic Forum (WEF) menempatkan petani dan pekerja pertanian sebagai profesi dengan pertumbuhan tertinggi secara global hingga 2030. Diproyeksikan, sektor ini akan membutuhkan tambahan 35 juta pekerja dalam lima tahun ke depan.
Tren transisi hijau, termasuk peningkatan upaya dan investasi untuk mengurangi emisi karbon dan beradaptasi dengan perubahan iklim, merupakan pendorong di balik pertumbuhan pekerjaan ini. Perluasan akses digital dan kenaikan biaya hidup juga berkontribusi pada pertumbuhan peran pekerjaan ini, yang saat ini mempekerjakan lebih dari 200 juta pekerja di seluruh dunia.
Berikut 10 profesi dan pekerjaan dengan pertumbuhan tertinggi secara global menurut Future of Jobs Report 2025 WEF:
Baca Juga: Makin Moncer, Penjualan BYD Bikin Tesla Tergeser di Posisi Kedua
1. Pekerja Pertanian, Buruh, dan Pekerja Pertanian Lainnya
2. Pengemudi Truk Ringan atau Layanan Pengiriman
3. Pengembang Perangkat Lunak dan Aplikasi
4. Pembuat Rangka, Penyempurna, dan Pekerja Terkait Bangunan
5. Penjual Toko
6. Pekerja Pengolahan Makanan dan Terkait
7. Pengemudi Mobil, Van, dan Sepeda Motor
8. Profesional Keperawatan
9. Pekerja Penyaji Makanan dan Minuman
10. Manajer Umum dan Operasional
Baca Juga: Akhirnya, Internet Starlink Bisa Langsung Nyambung ke HP











